Sabtu, 03 April 2010

Aku Guru Tanpa Ijazah

Ya, benar, aku seorang guru yang tidak mempunyai selembar ijasahpun. Satu kebakaran yang menimpa pemukiman tempat aku bermukim, membuatku tak memiliki bukti pendidikan selembarpun.
Sejujurnya aku memiliki ijasah SMA, yang telah menolongku mendapatkan pekerjaan penopang hidupku. Dan hidup terus berlanjut. Berbekal rasa suka pelajaran bahasa Inggris sejak SMP, aku terus mengembangkan kemampuanku berbahasa Inggris. Bukan dari sekolah tinggi atau tempat kursus bahasa, tapi dari potongan Koran, dari kertas pembungkus kacang atau belanjaan lainnya, dari buku bekas yang aku kumpulkan, aku baca, aku hafalkan semampuku.
Untuk mempraktekkan kemampuanku, aku berbicara kepada siapa saja yang meresponku berbahasa Inggris, tetangga-tetanggaku, teman dekatku, bule-bule turis yang entah dia sendiri bisa berbahasa Inggris atau tidak. Suatu saat, sakit keras menyerangku. Aku berhenti bekarja dan menjadi pengangguran tak berdaya di kampung halamanku. Untuk mengisi waktu luangku yang tak terbatas, aku memberi les bahasa inggris gratis kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggalku, sambil terus mengumpulkan materi belajar, seperti bungkus kacang, bungkus tempe, buku atau Koran bekas atau apa saja yang didalamnya ada bahasa Inggrisnya.
Beberapa waktu kemudian, terpikir olehku untuk menciptakan lapangan kerja untuk diriku sendiri. Bersama seoranmg teman, kami berencana membuka les bidang study untuk sekolah dasar. Belum sempat rencana itu terwujud, seseorang meminta kami untuk mengajar di tempat les yang didirikannya. Kami membatalkan rencana kami. Tapi, beberapa bulan kemudian, karena manajemen yang payah, usaha les tempat aku menjadi tutor itu gulung tikar.
Sebelum aku menjadi penganguran lagi, Kepala Sekolah Dasar dimana aku dulu menuntut ilmu, memintaku untuk mengajar Bahasa Inggris menggantikan guru sebelumnya yang tidak bisa mengajar lagi karena mendapat kecelakaan lalu lintas. Mulailah karirku sebagai seorang guru formal. Sampai sekarang, aku telah mengajar selama kurang lebih 5  tahun.
Tuhan selalu bersamaku. Aku yakini itu seyakin-yakinnya. Selama manusia tidak malas berusaha, maka Tuhan akan memberi kesempatan yang seluas-luasnya. Jika aku tidak pernah bersungguh-sungguh  belajar dengan berbagai cara mempelajari bahasa Inggris, aku yakin tak akan pernah menulis artikel ini,  seperti kata  Roland Kickinger, seorang bodybuilder professional, yang ku ambil dari sepotong kertas majalah bekas :
“If you believe in yourself and you know It’s what you want, you’ll stick it out, understand, though. That it won’t come over night. It takes 10-15 years of hard works. It can be a lonely road. But you have to try to surround yourself with positive people, people who will get behind you in your efforts. If you want it enough, no one will deter you”.  


Penulis : Yani Surya Hadi - Peserta Content Contest 2009

0 comments: